Jumat, 05 September 2008

pola keuangan orang kaya

SIAPA di antara Anda telah bekerja bertahun-tahun tapi belum juga
sejahtera? Bila ada, mungkin ada yang salah dalam pengelolaan uang
Anda.”

Demikian kata-kata perencana keuangan terkenal Safir Senduk, ketika
membuka sesi seminar mengelola keuangan dalam karir dan keluarga, di
depan 270 karyawan Bank Mandiri Kantor Wilayah IX Banjarmasin, di Swiss
Bel Hotel Borneo Banjarmasin, Senin (7/7) malam.

Dengan gaya kocaknya, perancana keuangan yang terkenal dengan buku
Siapa Bilang Karyawan nggak bisa Kaya itu, menuturkan, ada tiga langkah
yang harus dilakukan seorang karyawan dalam mengelola keuangannya.
Pertama, memiliki dan menetapkan sistem, kedua menguasai lima hal dalam
sistemnya, dan berhati-hati terhadap utang.

Menjelaskan langkah pertama, Safir, membukanya dengan menjelaskan tiga
satus sosial masyarakat. “Sekarang saya ingin bertanya, Anda berada di
mana dari tiga status sosial yang ada di luaran, yaitu orang
miskin,orang pas-pasan, atau orang kaya.” katanya bertanya kepada
para peserta.

Untuk status kategori miskin, terangnya, yakni karyawan yang seluruh
gajinya habis untuk pengeluaran rutin. Sedangkan karyawan pas-pasan
misalnya orang yang memiliki penghasilan Rp 3 juta per bulan, namun
dia dapat membeli barang-barang konsumtif seperti barang elektronik
maupun perabot rumah tangga dan sisanya Rp 2,5 juta habis untuk
memenuhi kebutuhan rutin.

Dan yang dikategorikan sebagai karyawan kaya, adalah misalnya orang
memiliki penghasilan Rp 3 juta per bulan dan membelanjakan uangnya
sebesar Rp 500 ribu untuk barang-barang konsumtif, tapi dia juga
membeli aset produktif sebesar Rp 500 ribu seperti reksadana, emas,
deposito, tabungan, properti, obligasi,dan lainya.

“Kekayaan adalah seberapa banyak aset produktif yang dimiliki, karena
aset produktif dapat menambah penghasilan yang akan terus meningkat
setiap bulannya. Nah, kesimpulannya ada satu hal yang harus Anda
lakukan agar bisa menjadi karyawan yang kaya, yaitu miliki pola
keuangan orang kaya,” tambahnya.

Setelah memiliki dan menetapkan sistem, maka langkah kedua, ujar Safir,
seorang karyawan harus mengusai lima hal agar seorang memiliki pola
keuangan seperti orang kaya. Lima hal tersebut adalah, memperbanyak
harta produktif yang dimiliki dalam bentuk produk keuangan, mengatur
pengeluaran tiap bulan dan dapat membedakan antara kebutuhan dan
keinginan.

Selain itu harus berhati-hati dengan utang serta menyisihkan dana untuk
masa depan serta dimiliknya melalui perlindungan/proteksi oleh karyawan
terhadap harta bendanya.

Sedangkan langkah ke tiga adalah hati-hati dengan Utang. “Kapan Anda
boleh berutang? Pertama, ketika utang itu akan digunakan untuk sesuatu
yang produktif. Kedua, ketika utang itu akan dibelikan barang yang
nilainya hampir pasti akan naik. Ketiga, ketika Anda tidak punya cukup
uang tunai untuk membeli barang-barang yang benar- benar Anda
butuhkan,” katanya.(ff)

Tidak ada komentar: